Sabtu, 01 Desember 2012

Malam ini malam minggu yahhhh????


Pernah gak dirimu ngerasa kayak sendiri gitu...jadi ceritanya kamu dikelilingi banyak orang,,rame lah..tapi tetap aja ngerasa kayak sendiri..

Atau pernah gak ngerasa udah berharap penuh sama seseorang..eh malah harapanmu sia-sia bahkan yang ada malah kecewa,,yang diharapin malah gak bisa diharapin

Atau bahkan karenanya kamu susah banget percaya sama orang, yang ada kamu itu sering bangat khawatir, takut, dan kalau anak-anak ababil bilang “gua lagi galau nihhh”

Atau kadang kamu ngerasa hidup di sekitar orang-orang yang “gak banget”, ibaratnya kayak tinggal di panggung sandiwara

Ya..kalau aku pernah ngerasain kayak gitu,,dan setelah menjalani perenungan-demi perenungan (ya ellahhh....macam betul ajahhh) barulah nyahok...ternyata masalahnya didiriku, bukan disekelilingku.

Cara pandang,, that’s the point, selalu aja memandang sesuatu dari satu titik yang membuat diriku seperti berdiri di pojokan, terdiam, tertunduk, dan akhirnya ngerasa kasihan sama dirisendiri, ditambah efek-efek dramatisir yang menurutku terlaluuu....

Hidup itu indah bung...jika kita bisa memandangnya dengan benar, cobalah melihat segala sesuatu dengan cara pandang positif, mengisi diri dan menjadi pribadi yang unggul, dan sambil tersenyum tegakkan badanmu dan berubahlah menjadi manusia yang berguna bagi orang lain, minimal berguna buat diri sendiri..

(celotehan waktu lagi sendiri efek habis nonton indonesia kalah o-2 dari malaysia *malam minggu sendiriani+indonesia kalah+rumah sepi+blom makan malam+batuk gak sembuh2+suasana hati lagi gak ok+blablablaballlll........)

Jumat, 30 November 2012

lubang-lubang mematikan

Biasanya aku menghabiskan waktu sekitar 35 menit menuju kantorku...yappp seperti biasanya kembali dengan terburu-buru berpacu dengan denting jarum jam di tangan kananku...

berlagak seperti seorang pembalap kuhabiskan gas sepeda motorku dan kembali dengan sok hebatnya melewat truk-truk loging di depanku...ahhhh dengan perasaan puas ku tersenyum setelah berhasil melewati empat truk gandeng di depanku....yeahhhhh berhasillll teriak ku di dalam hati...

sambil bersenandung riang ku pacu kembali lajuku, dan yap..yap...hehee aku berhasil menghindari lubang- lubang besar di jalan raya yang katanya adalah jalan lintas provinsi. 

truakkkkkkkkkkkk.....upppsssss....jantungku seketika berdetak kencang..huff...nyaris saja sepeda motor ini menyeretku menikmati panasnya aspal...yahhh aku melupakan lubang kecil yang dalam...untung saja aku menggenggam kuat stangnya, kilahku...

yahh...lubang-lubang mematikan,.. kecil, dalam dan seringkali terabaikan. hal serupa juga sering kita alami di kehidupan nyata. mungkin tidak sedikit dari kita yang menganggap sepele dengan kebohongan-kebohongan kecil tapi tidak menyadari betapa berbahayanya itu. bahkan ada anggapan yang mengatakan "berbohong untuk kebaikan" adalah hal yang baik. tetapi kupikir tidak ada yang namanya berbohong untuk kebaikan. yang namanya berbohong,,yahhh sesuatu yang tidak baik...*benar gak?

ahhh tetapi ya sudahlah lebih bijak berkata diplomatis dari pada harus berbohong...*nyambung gak yah,,,hehee...

Kamis, 22 November 2012

rasaku


Rintik berdenting menerpa
Gelap tanpa awan berpencar
Lamun yang hilang
Berkejar kejaran dengan mimpi
Ku terdiam mengintip celah massa depan
Ahh..jauh sudah sinar meninggalkanku
Ku terpaku tanpa kelana..
Jauh berharap pada pelangi yang tak kunjung datang..



Jumat, 09 November 2012

Saat alam bercerita..



Panorama alam yang dapat kunikmati di sebuah desa "sibide barat" di Kecamatan Silaen Kabupaten Toba Samosir. Salah satu keuntungan menjadi orang lapangan yah itu, dapat jalan-jalan walaupun masih skop kabupaten. Paling tidak selain dapat melihat banyak panorama hal  lain yang dapat disyukuri menjadi orang lapangan yaitu membuat ku dapat menikmati berbagai macam karakter manusia. sungguh suatu pengalaman yang sangat berharga. Dan beruntung itu membuatku semakin mengagumi kebesaran Tuhan.

Kamis, 08 November 2012

Merancang Itu Baik Tetapi Lebih Bijak Diikuti Aksi


Impian jangan beralu lagi .....

Hari ini aku menghabiskan akhir pekanku hanya dengan tinggal dirumah, berusaha menjauh dari orang-orang dan hanya berputar-putar di sekitaran kamar ukuran 4x2,5 milikku.

 Sebenarnya pagi tadi bunyi alaramku  berhasil membangunkanku tepat jam setengah enam, sambil tetap di posisi tidur-tiduran dan tentunya dengan mata terpejam akupun mulai merancang-rancang apa yang akan kulakukan akhir pekan ini. Hmmm dimulai dengan beres-beres kamar, menyuci piring yang sudah dua hari tergolek di kamar mandi, kemudian beres-beres dan pulang ke siantar, sesampai di siantar sebelum ke rumah enaknya jalan-jalan dulu, dan mengisi perut  dengan makan, mie siantar sepertinya akan menjadi pilihan pertamaku, dilanjutkan ke toko buku paling tidak membeli dua tiga buah buku. 

Dan selanjutnya pergi ke plaza, belanja keperluan mingguan, dari sana meluncur ke toko buah membeli stok buah untuk dua minggu (mengingat harga buah-buahan di tempat perantauanku sangat mahal aku pikir langkah yang cerdas membeli dari sini ^^) Kemudian singgah dulu di mega land untuk mengambil katalog, baru dehh pulang kerumah. O ya enaknya makan mie pansit, KFC, atau pizza yahh,,,(mengingat makanan tersebut tidak tersedia di sini), trus beli bukunya buku apa yahh novel atau buku motivasi atau apa yahh, trus kalau mau belanja mingguankan di plaza sekalianlah beli sepatu atau beli baju aja yahh, trus buahnya beli buah apa aja yahhh...zzzzzzz

Sayup-sayup aku mendengar suara ricuh anak kecil, hoamm berisik amat sih pikirku. Pelan-pelan ku buka mata, ahhh betapa terkejutnya aku jam dinding merah yang nyangkut di dinding kamarku dengan ganasnya menunjukkan angka 9, ahhh telat bangun...harus cepat siap-siap ni biar ntar gak kesiangan balik ke siantar gumamku dengan mantapnya. 

Kuraih remot tv, sambil setengah sadar ku pilih-pilih channel tv, ehmm ada film doraemon. Ntah kenapa dengan spontan tubuhku ku baringkan sambil menonton kuambil hanphoneku dan mulai membuka situs jejaringan sosial.

Tak beberapa lama (menurutku) kulihat lagi jam dindingku,,agoyyy tersadar jamku semakin ganas ternyata menunjukkan angka 10. Belum juga siap-siap yahh dengan mempertimbangkan banyak hal dan menurutku sudah pemikiran yang matang akhirnya dengan terpaksa akupun memutuskan tidak jadi kesiantar. Seketika akupun tobat dari kemalasanku, akupun menghabiskan tiga jam untuk membereskan kamar, piring, kain, sampai memasak. 

Tepat pukul 1 akupun merappel sarapanku dengan makan siang. Dan akibat dari semuanya aku harus menanggung menghabiskan akhir pekanku mengurung diri di kamarku yang kecil ini sendirian..yahh SENDIRIAN.

Bukanlah suatu hal yang baru aku membiarkan rencana-rencanaku berlewat seperti itu saja, dan itu masih contoh kecil. Akhir bulan ini aku juga akan mengikuti ujian diklat, modul yang harus aku pelajarin ada 9 modul, dan yang lebih sadis lagi semuanya berisikan statistik. Orang menghabiskan 4 tahun untuk mempelajarinya dan hebatnya kami diharuskan melahap semua materi dalam waktu 2 bulan dan ditambah lagi harus membuat paper.

  Awalnya kepercayaan diriku membuatku berkata..ahhh..gampang pasti bisalah, dan tak taunya kepalaku hanya dibuat berputar-putar dengan rumus-rumus yang sama sekali tidak pernah ku kenal. Akupun merancang-rancang jadwalku untuk melahap semua modul dan sekali lagi aku melewatkan semua rancanganku dan alhasil sampai saat ini masih 3 modul yang kupelajari.

 Dengan penuh frustasi kubulatkan lagi tekatku untuk memulainya lagi setelah makan siang, dan kembali lagi aku melewatkannya lagi. Aku hanya menghabiskan waktuku dengan nonton, tidur-tiduran dan sedikit mengotak atik foto.

Dan hasilnya saat ini aku hanya merasa depresi, dan terjawab sudah rasa penasaranku paling tidak aku merasa sudah mengenal diriku. Seorang wanita yang punyak banyak rancangan tetapi lebih senang melewatkannya, aihhh..aihhh aku tidak mau begini teriakku dalam batinku.. aku bukan seperti itu belaku kemudian. 

Aku punya banyak rancangan yahhh memang sih banyak yang terlewatkan dan aku tau seharusnya aku berubah, aku masih punya mimpi aku mau melanjutkan sekolah S2 ku, aku mau punya usaha sendiri, aku juga mau menjadi penulis, aku juga pengen punya peternakan, trus punya yayasan untuk anak jalanan, trus aku juga mau keliling dunia, trus...trus,,,.

Upssss... ternyata aku telah banyak menghabiskan waktuku dengan melewatkan mimpiku, aku sudah membuat rancangan untuk menggapainya dan kembali lagi aku banyak melewatkannya. Aku mengingat kembali sudah dua tahun berlalu sejak ku merancang untuk belajar toefl dan yang ada aku hanya bersemangat dalam membeli buku toefl tanpa mempelajarinya.

 Dan untuk memiliki usaha sendiri aku memang sudah memulai dengan ikutan multilever marketing, tetapi yang ada akhir-akhir ini aku kebanyakan mengeluh dan heii... semangatku diawal ntah kemana dia pergi, cepat sekali perginya baru terbentur sedikit masalah sudah langsung kabur. Trus bagaimana dengan menulis? Hmmm aku kan sudah memulainya belaku,,uppss tapi aku teringat beberapa waktu lalu mengikuti lomba menulis di acaraan kantor, yahh..tulisanku sepertinya tidak masuk hitung bukan kemenangan yang kudapat yang ada hanya perasaan minder, semangat untuk menjadi penulis juga dengan sigap telah pergi dariku. 

Dengan lantangnya kusuarakan untuk tidak akan menulis lagi di kantor (walau dalam hati). Hati kecilku seolah berujar sikap apaan ini baru gagal sedikit langsung mundur, mental anak kecil. Yahhh akupun hanya bisa tersenyum sambil berkata baiklah kalau ada lagi lomba nanti akan kucoba walau tidak masuk nominasi lagi (aku rasa talenta menghibur diriku cukup manjur ).

Mungkin beberapa teman yang lain juga pernah mengalaminya terkurung didalam kemalasan. Tetapi aku pikir sesungguhnya yang kita perlukan adalah komitmen, yahh komitmen untuk maju, komitmen untuk menjalankan semua rancangan kita. 

Kadang kita merasa sudah nyaman dengan keadaan kita saat ini, padahal keluar dari zona nyaman adalah langkah awal untuk mengukir prestasi. Selain itu yang kita perlukan adalah disiplin, memang diawalnya akan susah tetapi kesudahannya akan menjadi biasa bahkan akan terasa seperti ada yang kurang jika tidak dilakukan. 

Contohnya saja kebiasaan menyikat gigi sebelum tidur, dahulu sangat susah kulakukan tetapi aku memaksakan untuk melakukannya (sebenarnya berhubung salah-satu gigiku sudah ada yang bolong sih..) dan akhirnya itu menjadi kebiasaanku.

Benarlah dua hal itu yang kita perlukan saat ini terkhusus untukku yaitu komitmen dan disiplin.... haii kalian komitmen dan disiplin datanglah segera kepadaku...jangan biarkan aku stagnan dan terbuai dengan kemalasan yang semakin menggrogoti kehidupanku... dan terakhir satu kata ampuh kuucapkan untukku dan kita semua ...SEMANGAT!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Parmaksian, 3 November 2012

Inspirasi Pinggiran Jalan


Life Must Go On....

Wajahnya seolah mengisyaratkan kepedihan hati,, yah lelaki  yang berdiri diantara jerajak besi itu. Aku memperhatikan sekitarku, dengan sejumlah pertanyaan di kepalaku. Aku memperhatikan warung milik lelaki itu, warung yang tidak lajim. Warung yang hampir tertutup rapat yang ada hanya satu pintu, tentu saja dengan pencahayaan yang kurang yang hanya berasal dari satu pintu tersebut.

Warung yang dipasang jerajak besi yang memisahkan dirinya dengan para tamu yang datang membeli dagangannya, aku seolah berada di penjara yang memisahkan tahanan dengan orang bebas diluar. Dan herannya tidak sedikit orang yang datang dan membeli dagangannya. Dia tersenyum kepadaku dan sekali lagi aku seolah melihat senyum kepedihan di wajahnya. Tidak sekali dua kali aku berkunjung ke sana dan aku memperhatikan lelaki yang hidup sendiri itu.

 Dia lelaki yang membiarkan dirinya sendiri, lelaki tua yang tidak memiliki pendamping, ahh entah apa alasannya. Dan akupun mulai menduga sendiri Mungkin dia dulu pernah disakiti wanita atau mungkin dulu dia memiliki wanita yang sangat dicintainya yang tidak dapat dimilikinya sampai akhinya dia memilih untuk sendiri.

Lalu aku bergumam Ahh..untuk dugaan kedua apa mungkin yang seperti itu masih ada atau itu hanyalah ilusi bayang-bayang dongeng yang sangat kusukai dimasa kecilku. Cerita tentang seorang pangeran yang kehilangan kekasihnya dan karena begitu dalamnya cintanya hingga dia menghabiskan sisa hidupnya sendiri, sang pangeran tidak bisa mencintai wanita lain, walaupun kekasihnya telah tiada tetapi dia terus menghidupinya dalam hidupnya.  Nah dan itu hanya lah cerita dongeng, orang muda saat ini sering berkata “life must go on”, yupp kehidupan akan tetap berjalan, kedukaan dimasa lalu seharusnya tidak mempengaruhi masa depan kita. Mungkin kita pernah patah hati, disakiti oleh orang lain, tidak dihargai, atau merasa gagal.  Kesusahaan sehari cukuplah hanya untuk sehari itu saja. Tidak ada salahnya menyingsingkan lengan baju, tersenyum sejenak sembari berkata “yahh aku yakin aku punya masa depan yang indah”.

Parmaksian, 2 November 2012

Pekerjaan vs lelaki


Maksud hati ingin mencari inspirasi diskitar,,,aiss tapi apa daya semangatku tak kunjung datang,
Huftt okelah mari kita lupakan hal-hal yang kedengarannya bodoh seputar hati dan hal-hal yang membuat orang galau,,i think it’s time to say no to galau...*hadehh..hadehhh ni tulisan benaran galau  yahhh...
Oke mari kita mulai merajut cerita, ya cerita diawal kisah cinta, cinta tentang pekerjaanku dan cinta tentang lelakiku..

Awal kisah yang sama..
Setelah mendapat gelar S.Sos ku, perburuan itupun dimulai, target awal aku hanya ingin menjadi pegawai pemerintah di tahun pertama kelulusanku, keinginanku membuatku melayangkan surat lamaran kedepartemen manapun yang disyarat penerimaannya mencantumkan kualifikasi pendidikanku, oke...sampai akhirnya aku mendapatkan pekerjaan diinstansiku sekarang, well awalnya aku sama sekali buta dengan posisi yang ditawarkan di pekerjaanku ini, yang ada dibatinku saat itu hanya “thanks God akhirnya dapat kerjaan juga dan well menjadi pegawai dipemerintahan adalah pekerjaan yang bagus untuk seorang wanita”, Yup benar aku hanya menginginkan pekerjaan tanpa tau bagaimana pekerjaannya.

Aku mendapatkan penempatan di suatu daerah yang lumayan jauh, dimana aku tidak akan menemukan mall atau plaza disana, untuk menghibur diri aku bergumam well paling tidak pastu disini biaya hidup murah, dan akan sangat banyak penghasilan yang akan ku simpan...heheeee...dan ternyata aku salah menduga, huftt taukah kalian ternyata biaya hidup di daerah yang tidak memiliki plaza itu sangat tinggi, untuk sekali makan saja aku harus merogoh lima belas ribu dari kantongku.

Awal bekerja aku mulai memahami apa posisi dan pekerjaanku...teng ing engggg...yup ternyata aku bekerja sebagai orang lapangan,, huffff ingin keluar saja rasanya, tapi kembali lagi aku menghibur diri dengan semangatnya berpendapat “tantangan baru what a beautiful life,,,mencoba mewarnai hidup. Tantangan awal aku harus turun kelapangan berjalan dari satu rumah ke rumah yang lain yahhh..aku adalah tukang survei atau kalau orang didesa biasa berkata par-sensus..

Dari satu rumah ke rumah lain, masuk ke satu rumah, keluar dan masuk ke rumah yang lain...ahhh aku sangat membenci pekerjaan ini, dan kebencianku semakin bertambah bila kumendapatkan warga yang apatis dan menolak untuk disurvei, yuppp terserah kalian jika ingin berkata aku berlebihan tapi benar yang kurasakan saat itu seperti aku tidak punya harga diri, diusir dari rumah responden,, ingin nangis sekencang-kencangnya rasanya. Aku jadi teringat ada teman yang berkata pekerjaanku tak ubahnya seperti tukang botot,, yahhh mencari data sampai ke pelosok-pelosok. Dan aku benar-benar membenci pekerjaanku saat itu, aku tidak mencintai pekerjaanku ini. Dan aku pun mulai merancang-rancang cara untuk secpatnya keluar dari pekerjaanku saat itu.....(buntu...ntar dehh dilanjutin lagi..zzzzzzzzzzzzz)

Inginkan (IseNG-IsenGKAN bahh..)


Inginkan..........

Kisah cinta ini ingin kuukir sepanjang hidupku
Merenda bersama, berjalan dibawah mentari
Menikmati senja sore, menatap bintang bersama
Aku rindu lembaran hidup tak terlupakan
Penuh syukur akan hadirnya
Seorang yang mencintaiMu lebih dari aku
Seorang yang mencintaiku lebih dari dirinya
Tak ingin ku merasakan duka yang menggores
Aku hanya inginkan syukur
Tak inginku hanya duduk disudut senja bersama sesal
Aku hanya inginkan langkah yang mantap .

Parmaksian 30 Okt. 12

"Ceroboh" jangan main-main..


Parmaksian, 25 Oktober 2012

Ceroboh, Hal yang serius.

Saat itu cuacanya cerah, suasana dikantin cukup ramai dan kami memperbincangkan banyak hal, tak beberapa lama kemudian ada kerusuhan diluar kantin. Beberapa orang didalam kantin langsung keluar, tak mau ketinggalan aku pun dengan sedikit penasaran ikut melihat apa yang terjadi, ternyata dari kejauhan kami melihat asap yang membumbung tinggi, salah seorang teman berteriak “kebakaran....kebakaran...sepertinya dari kampung kami”

Dengan sigap beberapa orang langsung menaiki motor mereka menuju tempat kejadian, yahh kembali lagi aku juga tidak mau ketinggalan dengan sigap motorku juga ikut kutancap gas. 

Masih dengan rasa penasaran betinku bertanya dimana kebakaran itu,,ahh semoga bukan orang yang kukenal batinku berucap.

Tak lama sekitar enam menit kami sudah sampai, dan taukah kalian betapa tercengangnya aku, aku dihadapkan dengan api yang sangat besar dan jujur ini adalah pengalaman pertamaku melihat kebakaran sejak dua puluh empat tahun aku hidup. Yang kurasakan hanya panas, takjub akan besarnya api, tak pelak suara teriakan beberapa orang juga terdengar diantara ricuhnya suasana saat itu. 

Dalam waktu lima belas menit sebuah rumah adat telah dilahap oleh api, beruntung pemadam kebakaran cepat datang yang artinya api tidak sempat melahap rumah disebelahnya.

Sedikit penasaran akupun menanyakan penyebab kebakaran, Yah sedikit kecerobohan yang menyebabkan rumah mereka hangus terbakar. 

Kayu bakar yang tidak benar-benar mati berhasil melenyapkan rumah adat itu sampai tak bersisa. Si punya rumah meninggalkan kayu bakar yang belum benar-benar mati.

Hal sepele kadang menjadi masalah yang serius,  dahulu aku sendiri menganggap kecerobohan itu adalah hal yang biasa, tidak ada salahnya menjadi orang yang ceroboh, namun seiring waktu aku menyadari ternyata itu hanya menimbulkan kerugian bagi diri sendiri dan tidak menutup kemungkinan bagi orang lain. 

Dan tidak ada salahnya jika kita menjadi orang yang telaten, yahh contohnya menjadi orang yang mau memperhatikan sampai detail terkecil paling tidak dapat menjadikan kita menjadi orang yang teliti. Setidaknya hari ini aku bisa belajar dari pristiwa kebakaran tersebut.

Cerita Hari ini


Saat ku lelah, saat ku merasa tak bertenaga
Kau lah satu-satunya pengharapan ku
Jalan yang terasa terjal
Mengajarkanku berharap padaMu
Kau ajarku untuk slalu tersenyum
Badai pasti berlalu
Walaupun dibelakang akan menyusul badai yang lain
Tapi ku kan pegang janjiMu
Slalu ada pelangi sehabis hujan
Berharap padaMu membuat ku tenang
Berharap padaMu membuat ku kuat
Setiap proses membuatku selalu takjub akan Engkau.













Balige, 25 Oktober 2012

Tentangmu...



Parmaksian, 9 januari 2012

Seandainya aku belajar selalu untuk mengerti dan sealu memiliki hati yang tenang tentu saja pergantian tahun 2011 ke 2012 tidak ku lalui dengan airmata kesedihan,tetapi hari ini aku menyadari memang tidak ada yang kebetulan dalam hidup. Tuhan selalu memiliki banyak cara untuk mengajar aku. Engkau tahu betapa bahagianya aku saat ini banyak hal yang bisa ku pelajari dari kejadian tersebut, justru pergantian tahun itu sangat berkesan bagiku



 Hal itu sangat berharga walaupun hal itu baru kusadari saat ini. Masih kuingat pertengkaranku denga ibuku, masih terngiang di telingaku saat ia berpendapat betapa sombong, dan angkuhnya diriku, dan masih berbekas rasa bersalahku saat melihat dia menangis karenaku. 



 Hal itu sangat berharga walaupun hal itu baru kusadari saat ini. Masih kuingat pertengkaranku denga ibuku, masih terngiang di telingaku saat ia berpendapat betapa sombong, dan angkuhnya diriku, dan masih berbekas rasa bersalahku saat melihat dia menangis karenaku. 



Dia hanya akan bahagia saat kakak pertamaku berhasil. Dengan naifnya air mataku mengalir dan kepalaku hanya mengingat-ingat hal yang kuanggap buruk darinya. Bagaimana dahulu saat dia marah ketika ku selalu belajar, saat itu yang kuingat betapa kejamnya dia disaat orangtua yang lain dengan susah payah menyuruh anaknya belajar tetapi justru dia sebaliknya, betapa tidak adilnya dia memarahiku karena belajar sementara saudaraku yang lain diingatkannya untuk selalu belajar.



Tapi saat ini aku mengerti dia hanya ingin mengajariku untuk menyeimbangkan kehidupanku, bagus selalu belajar tetapi jangan meninggalkan pekerjaan dirumah, aku rasa hal ini pasti berguna saat ku menikah kelak bagaimana menyeimbangkan pekerjaan dan keluarga.



Aku cemburu saat teman-temanku memakai pakaian yang bagus-bagus, aku cemburu saat ibu mereka membelikannya pada mereka. Aku juga hanya memiliki dua buah seragam yang kupakai hingga tiga tahun. Tetapi saat ini aku mengerti dan aku berterima kasih hal itu membuatku lebih gigih hal itu membuatku ingin sukses, hal itu juga mengajarkanku untuk lebih mementingkan pendidikan dibandingkan hanya bergaya saat sekolah.



Aku sangat bersyukur Ibu ku tidak pelit untuk mengeluarkan uangnya jika aku meminta untuk mengikuti kursus, dia mencukupi semua pendidikanku dan saat ini aku sadar itu lebih berarti daripada pakaian-pakaian bagus yang dikenakan teman-temanku.



Aku merasa kesepian saat itu, dan aku hanya ingin seperti mereka tapi aku tidak bisa, ibuku melarangku. Saat ini aku mengerti dia melakukannya karena dia sayang kepada anak perempuannya dia tidak ingin aku menjadi rusak, dia tidak ingin ada yang menyakitiku, dia hanya takut jika ku memiliki pergaulan yang salah.



Memang betapa sombongnya aku saat itu dengan angkuhnya yang ada dikepalaku hanya mengingat-ingat kesalahan ibuku,dengan naifnya kumerasa dirikulah yang tidak mendapat perilaku yang adil. Ya...saat itu aku cemburu, aku merasa semua hal baik dariku hanya dikalikan nol olehnya. Aku merasa aku tidak dicintai, aku tidak diinginkan, Ibuku hanya mencintai ketiga saudaraku. 


Aku cemburu ketika dia membelikan tiga pasang baju yang cantik-cantik kepada adik perempuanku sementara aku sudah lama tidak memiliki baju baru, aku ingat bagaimana dahulu ku lebih memilih mengikuti kursus sepulang sekolah karena aku merasa tidak memiliki pakaian bebas yang layak dipakai sehingga lebih baik tetap menggunakan seragam. 


Aku cemburu saat teman-temanku diperbolehkan menonton konser musik oleh orngtuanya, saat mereka boleh keluar saat malam minggu, saat mereka boleh jalan-jalan ataupun sekedar nongkrong ke kota saat sore hari. 


Aku marah ketika dia mengecilkan jurusan yang kuambil saat kuliah, aku kecewa saat kumerasa dia tidak menghargai perjuanganku untuk mencapai itu. Tapi saat ini kusadar dia hanya khawatir akan masa depanku. 

Ya...aku memang sombong dengan pikiranku saat itu, aku merasa hebat, aku merasa semuanya karena perjuanganku, aku merasa aku bisa karena aku.

Aku lupa bagaimana dia menjagaku saat ku sakit, aku lupa bagaimana dia menasihatiku, aku lupa bagaimana dia bekerja keras agar aku bisa sekolah, bagaimana dia harus bekerja dan mengurus rumah dan aku juga lupa bagaimana gigihnya dia berjuang agar anaknya ini memiliki laptop saat kuliah, aku juga melupakan bagaimana dia membawa namaku dalam doa-doanya, aku juga melupakan bagaimana dia selalu menyediakan makanan yang enak-enak saat aku pulang ke kampung, aku juga melupakan bagaimana pedulinya dia untuk masa depanku...aku tidak menyadari bahwa hanya dia yang peduli padaku, tidak ada satu orangpun dibumi ini yang memperhatikanku lebih dari dia, tidak ada yang mencintaiku lebih dari cintanya, tidak ada seorangpun selain dia, dan dengan kebodohanku aku telah menyakitinya dan aku sangat menyesal. Ingin rasanya membalas semuanya tapi aku rasa harta didunia ini pun tidak sanggup membalasnya.

Berjuta terimakasih buat sosok wanita tangguh yang kukenal, wanita yang sangat peduli akan hidupku, wanita dengan kelembutan hati diluar sikap kerasnya, wanita yang menjadikanku seperti sekarang, wanita yang mengorbankan kesenangannya demi diriku.

Diantar oleh pengantar

Setelah empat tahun, and the last kepaksa deh harus buat blg yang baru, habis yang lama lupa passwordnya trus e-mailnya juga kagak aktif lagi...
Mari kita menulis, menulis apa yang ada dipikirkan...(cita-cita)...