Kamis, 08 November 2012

Merancang Itu Baik Tetapi Lebih Bijak Diikuti Aksi


Impian jangan beralu lagi .....

Hari ini aku menghabiskan akhir pekanku hanya dengan tinggal dirumah, berusaha menjauh dari orang-orang dan hanya berputar-putar di sekitaran kamar ukuran 4x2,5 milikku.

 Sebenarnya pagi tadi bunyi alaramku  berhasil membangunkanku tepat jam setengah enam, sambil tetap di posisi tidur-tiduran dan tentunya dengan mata terpejam akupun mulai merancang-rancang apa yang akan kulakukan akhir pekan ini. Hmmm dimulai dengan beres-beres kamar, menyuci piring yang sudah dua hari tergolek di kamar mandi, kemudian beres-beres dan pulang ke siantar, sesampai di siantar sebelum ke rumah enaknya jalan-jalan dulu, dan mengisi perut  dengan makan, mie siantar sepertinya akan menjadi pilihan pertamaku, dilanjutkan ke toko buku paling tidak membeli dua tiga buah buku. 

Dan selanjutnya pergi ke plaza, belanja keperluan mingguan, dari sana meluncur ke toko buah membeli stok buah untuk dua minggu (mengingat harga buah-buahan di tempat perantauanku sangat mahal aku pikir langkah yang cerdas membeli dari sini ^^) Kemudian singgah dulu di mega land untuk mengambil katalog, baru dehh pulang kerumah. O ya enaknya makan mie pansit, KFC, atau pizza yahh,,,(mengingat makanan tersebut tidak tersedia di sini), trus beli bukunya buku apa yahh novel atau buku motivasi atau apa yahh, trus kalau mau belanja mingguankan di plaza sekalianlah beli sepatu atau beli baju aja yahh, trus buahnya beli buah apa aja yahhh...zzzzzzz

Sayup-sayup aku mendengar suara ricuh anak kecil, hoamm berisik amat sih pikirku. Pelan-pelan ku buka mata, ahhh betapa terkejutnya aku jam dinding merah yang nyangkut di dinding kamarku dengan ganasnya menunjukkan angka 9, ahhh telat bangun...harus cepat siap-siap ni biar ntar gak kesiangan balik ke siantar gumamku dengan mantapnya. 

Kuraih remot tv, sambil setengah sadar ku pilih-pilih channel tv, ehmm ada film doraemon. Ntah kenapa dengan spontan tubuhku ku baringkan sambil menonton kuambil hanphoneku dan mulai membuka situs jejaringan sosial.

Tak beberapa lama (menurutku) kulihat lagi jam dindingku,,agoyyy tersadar jamku semakin ganas ternyata menunjukkan angka 10. Belum juga siap-siap yahh dengan mempertimbangkan banyak hal dan menurutku sudah pemikiran yang matang akhirnya dengan terpaksa akupun memutuskan tidak jadi kesiantar. Seketika akupun tobat dari kemalasanku, akupun menghabiskan tiga jam untuk membereskan kamar, piring, kain, sampai memasak. 

Tepat pukul 1 akupun merappel sarapanku dengan makan siang. Dan akibat dari semuanya aku harus menanggung menghabiskan akhir pekanku mengurung diri di kamarku yang kecil ini sendirian..yahh SENDIRIAN.

Bukanlah suatu hal yang baru aku membiarkan rencana-rencanaku berlewat seperti itu saja, dan itu masih contoh kecil. Akhir bulan ini aku juga akan mengikuti ujian diklat, modul yang harus aku pelajarin ada 9 modul, dan yang lebih sadis lagi semuanya berisikan statistik. Orang menghabiskan 4 tahun untuk mempelajarinya dan hebatnya kami diharuskan melahap semua materi dalam waktu 2 bulan dan ditambah lagi harus membuat paper.

  Awalnya kepercayaan diriku membuatku berkata..ahhh..gampang pasti bisalah, dan tak taunya kepalaku hanya dibuat berputar-putar dengan rumus-rumus yang sama sekali tidak pernah ku kenal. Akupun merancang-rancang jadwalku untuk melahap semua modul dan sekali lagi aku melewatkan semua rancanganku dan alhasil sampai saat ini masih 3 modul yang kupelajari.

 Dengan penuh frustasi kubulatkan lagi tekatku untuk memulainya lagi setelah makan siang, dan kembali lagi aku melewatkannya lagi. Aku hanya menghabiskan waktuku dengan nonton, tidur-tiduran dan sedikit mengotak atik foto.

Dan hasilnya saat ini aku hanya merasa depresi, dan terjawab sudah rasa penasaranku paling tidak aku merasa sudah mengenal diriku. Seorang wanita yang punyak banyak rancangan tetapi lebih senang melewatkannya, aihhh..aihhh aku tidak mau begini teriakku dalam batinku.. aku bukan seperti itu belaku kemudian. 

Aku punya banyak rancangan yahhh memang sih banyak yang terlewatkan dan aku tau seharusnya aku berubah, aku masih punya mimpi aku mau melanjutkan sekolah S2 ku, aku mau punya usaha sendiri, aku juga mau menjadi penulis, aku juga pengen punya peternakan, trus punya yayasan untuk anak jalanan, trus aku juga mau keliling dunia, trus...trus,,,.

Upssss... ternyata aku telah banyak menghabiskan waktuku dengan melewatkan mimpiku, aku sudah membuat rancangan untuk menggapainya dan kembali lagi aku banyak melewatkannya. Aku mengingat kembali sudah dua tahun berlalu sejak ku merancang untuk belajar toefl dan yang ada aku hanya bersemangat dalam membeli buku toefl tanpa mempelajarinya.

 Dan untuk memiliki usaha sendiri aku memang sudah memulai dengan ikutan multilever marketing, tetapi yang ada akhir-akhir ini aku kebanyakan mengeluh dan heii... semangatku diawal ntah kemana dia pergi, cepat sekali perginya baru terbentur sedikit masalah sudah langsung kabur. Trus bagaimana dengan menulis? Hmmm aku kan sudah memulainya belaku,,uppss tapi aku teringat beberapa waktu lalu mengikuti lomba menulis di acaraan kantor, yahh..tulisanku sepertinya tidak masuk hitung bukan kemenangan yang kudapat yang ada hanya perasaan minder, semangat untuk menjadi penulis juga dengan sigap telah pergi dariku. 

Dengan lantangnya kusuarakan untuk tidak akan menulis lagi di kantor (walau dalam hati). Hati kecilku seolah berujar sikap apaan ini baru gagal sedikit langsung mundur, mental anak kecil. Yahhh akupun hanya bisa tersenyum sambil berkata baiklah kalau ada lagi lomba nanti akan kucoba walau tidak masuk nominasi lagi (aku rasa talenta menghibur diriku cukup manjur ).

Mungkin beberapa teman yang lain juga pernah mengalaminya terkurung didalam kemalasan. Tetapi aku pikir sesungguhnya yang kita perlukan adalah komitmen, yahh komitmen untuk maju, komitmen untuk menjalankan semua rancangan kita. 

Kadang kita merasa sudah nyaman dengan keadaan kita saat ini, padahal keluar dari zona nyaman adalah langkah awal untuk mengukir prestasi. Selain itu yang kita perlukan adalah disiplin, memang diawalnya akan susah tetapi kesudahannya akan menjadi biasa bahkan akan terasa seperti ada yang kurang jika tidak dilakukan. 

Contohnya saja kebiasaan menyikat gigi sebelum tidur, dahulu sangat susah kulakukan tetapi aku memaksakan untuk melakukannya (sebenarnya berhubung salah-satu gigiku sudah ada yang bolong sih..) dan akhirnya itu menjadi kebiasaanku.

Benarlah dua hal itu yang kita perlukan saat ini terkhusus untukku yaitu komitmen dan disiplin.... haii kalian komitmen dan disiplin datanglah segera kepadaku...jangan biarkan aku stagnan dan terbuai dengan kemalasan yang semakin menggrogoti kehidupanku... dan terakhir satu kata ampuh kuucapkan untukku dan kita semua ...SEMANGAT!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Parmaksian, 3 November 2012

0 komentar:

Posting Komentar