Hari ini sedikit merasa jenuh dengan rutinitas di kantor, sedikit membuang rasa jenuh akhirnya timbul ide untuk coba-coba membuat cerpen. Tadinya mau buat cerpen yang mengangkat isu sosial tentang "perempuan di perbudakan",,, Eh tak taunya melenceng kepercinta-cintaan..waduhhhh...#memang tidak berbakat saia...
Ini dia hasil coret-coretnya
Tiba-tiba jantungku berdetak
kencang, ntah ada angin apa, tak terbayangkan sebelumnya.
Dia gadis yang ntah sudah berapa
lama tidak kulihat, gadis yang dulu sempat singgah dipikiranku.
Dia berdiri jauh dihadapanku, Dia
kelihatan beda, walau sudah lama tapi aku masih bisa menangkap sosoknya.
Ia, gadis itu tersenyum, menambah
kencangya degupan jantungku.
Ntah mengapa, tak pernah ku
merasa sebahagia ini. Lima tahun berlalu, Ia tampak berbeda tetapi senyum itu
masih sama.
"Hai bang win..bengong
aja,,,masih ingatkan sama teman mila, nisa?"
" ehh...masih lah mil...hai
nis, apa kabar kamu?" sapaku sambil memamerkan senyuman terindah yang ku
punya
" baik bang..abang banyak
berubah yah.."
"heheee..ada acara apa di
jakarta nis..?"
"si nisa ini mau merid
bang" timpal mila
dan entah kenapa pernyataan mila
berhasil membuat seolah-olah duniaku runtuh.aku hanya merasakan rasa sesak dan
panas yang sangat
"calonnya kan orang sini
bang,, habis abang sihh dulu uda ku comblangi tapi gak ada pergerakan, terakhir
jadi diambil orang dehh" celoteh mila
"hahhaaa...mila ini ada-ada
aja" tutur nisa sambil tertawa..
"bang..mumpung ketemu abang
disini,,ini undangannya ya bang,,datang yah. yauda bang ntar kapan-kapan lagi
kita ngobrol, kami kesana dulu yah..da..dahhh"
nisa pun berlalu sambil
tersenyum.
Disini, disudut ini aku hanya
bisa terbengong sambil memegang udangan dari nisa.
Tak pernah terpikirkan
sebelumnya, aku merasakan rasa seperti ini.
kegembiraanku seketika berubah,
tersadarku bahwa aku memang menginginkannya.
Melayang kembali ingatanku enam
tahun yang lalu..
aku adalah mahasiswa yang bisa
dibilang cukup tenar dengan ketrampilanku memainkan semua alat musik,selain itu
aku juga adalah bintang di lapangan hijau, aku juga ramah sehingga tidak heran
aku memiliki banyak kenalan dikampus.
"bang...temanku ada yang
kirim salam" kata mila ketika kami ketemu di rumah makan
"hahaaa...ada-ada aja
mil,,emang siapa?"
"kenal nisa bang? anak baru
diorganisasi abang, satu jurusan sama mila"
"oh..nisa, kenal.."
Nisa, anak baru yang memang baru
aja gabung diorganisasi yang kuikuti.
perawakannya sedang, putih dan
memang sedikit pendiam, sebenarnya jika mau jujur. dari awal aku memang suka
memperhatikannya. ada rasa penasaran terhadapnya.
Dia sangat berbeda dibandingkan
perempuan di organisasiku, dia kelihatan lebih fashionable dan senyumnya yang
menarik membuatku memang kadang suka memperhatikannya.
"win..udah lahh, kau kan
jomblo,, trus nisa juga jomblo kan dek..udah si nisa aja dekatin" gurauan
salah seorang senior kami, saat anggota organisasi kumpul
"ahh...abang ini ntah
apa-apa..ya kan nis..." itulah jawaban ku saatku sudah kehabisan kata.
Memang tidak jarang senior-senior
kami menggoda kami berdua.
Tetapi aku tidak pernah mau jujur
dengan perasaanku sendiri. Ketika aku tau nisa juga sebenarnya memiliki
perasaan yang sama denganku,
ntah kenapa aku justru merasa
angkuh, memang bukan hanya nisa saja yang menyukaiku. Tetapi ntah kenapa
keangkuhanku semakin meningkat saat tahu gadis seperti nisa menyukaiku. Ia
gadis yang sangat menarik
Aku dan keangkuhan dan
kebodohanku menutupi semua rasa itu.
"bang gimananya bang..sama
si nisa ajalah abang,.. cocok deh kalian bang" celoteh mila di suatu sore
yang mendung
"ah...gak mil..dia uda
kuanggap kayak adikku" ungkapku dengan bloon.
dan sampai kini aku sangat
menyesali pernyataanku. keangkuhanku menutup hatiku untuk mengakuinya.
Beberapa minggu tlah berlalu,,aku
merasa merindukan sosok nisa. dispanjang perjalanan ke kampus aku selalu
mencari sosoknya.
bahkan aku setiap hari pergi ke
perpustakaan hanya untuk berharap menemukan sosoknya disana.
Mengingat aku sering bertemu
dengannya.
akupun memberanikan diri bertanya
ke mila
"mill..temanmu si nisa kok
gak kelihatan lagi?"
'ohhh..dia udah pindah ke
kalimantan bang,,ciee..ciee kecariaan yahhh?" goda mila sambil tertawa
"ahh..ngakkk"
" kalau ngak ngapain
nanya-nanya bang...hahhaaa"
akupun tidak berani lagi bertanya
karena takut diledekin.
Bodohnya aku saat itu, ego ku
menutupi semua perasaanku..
hingga lima tahun berlalu aku
hanya berdoa suatu saat nanti aku bisa bertemu dengan nisa
sebenarnya tidak lama kemudian
aku berhasil menemukannya di facebook, aku dan dia berteman di dunia maya
memang sesekali aku sering
menanyakan dia. Tetapi sifatnya yang pendiam, sering membuat aku kehabisan kata
untuk bercerita
dan egoku masih menutupi
perasaanku.
Aku selalu berdoa jika suatu saat
nanti aku bertemu dengannya, inginku bercerita tentang rasa yang kumiliki
sewaktu dkampus dulu.
Tapi semua telah berlalu,dan aku
juga tidak memiliki harapan lagi, dia akan menikah.
0 komentar:
Posting Komentar