Rabu, 24 Juli 2013

CerPen "Aku dan Nisa"


Hari ini sedikit merasa jenuh dengan rutinitas di kantor, sedikit membuang rasa jenuh akhirnya timbul ide untuk coba-coba membuat cerpen. Tadinya mau buat cerpen yang mengangkat isu sosial tentang "perempuan di perbudakan",,, Eh tak taunya melenceng kepercinta-cintaan..waduhhhh...#memang tidak berbakat saia...
Ini dia hasil coret-coretnya

Tiba-tiba jantungku berdetak kencang, ntah ada angin apa, tak terbayangkan sebelumnya.
Dia gadis yang ntah sudah berapa lama tidak kulihat, gadis yang dulu sempat singgah dipikiranku.
Dia berdiri jauh dihadapanku, Dia kelihatan beda, walau sudah lama tapi aku masih bisa menangkap sosoknya.

Ia, gadis itu tersenyum, menambah kencangya degupan jantungku.
Ntah mengapa, tak pernah ku merasa sebahagia ini. Lima tahun berlalu, Ia tampak berbeda tetapi senyum itu masih sama.

"Hai bang win..bengong aja,,,masih ingatkan sama teman mila, nisa?"
" ehh...masih lah mil...hai nis, apa kabar kamu?" sapaku sambil memamerkan senyuman terindah yang ku punya
" baik bang..abang banyak berubah yah.."
"heheee..ada acara apa di jakarta nis..?"
"si nisa ini mau merid bang" timpal mila

dan entah kenapa pernyataan mila berhasil membuat seolah-olah duniaku runtuh.aku hanya merasakan rasa sesak dan panas yang sangat

"calonnya kan orang sini bang,, habis abang sihh dulu uda ku comblangi tapi gak ada pergerakan, terakhir jadi diambil orang dehh" celoteh mila
"hahhaaa...mila ini ada-ada aja" tutur nisa sambil tertawa..
"bang..mumpung ketemu abang disini,,ini undangannya ya bang,,datang yah. yauda bang ntar kapan-kapan lagi kita ngobrol, kami kesana dulu yah..da..dahhh"
nisa pun berlalu sambil tersenyum.

Disini, disudut ini aku hanya bisa terbengong sambil memegang udangan dari nisa.
Tak pernah terpikirkan sebelumnya, aku merasakan rasa seperti ini.
kegembiraanku seketika berubah, tersadarku bahwa aku memang menginginkannya.

Melayang kembali ingatanku enam tahun yang lalu..
aku adalah mahasiswa yang bisa dibilang cukup tenar dengan ketrampilanku memainkan semua alat musik,selain itu aku juga adalah bintang di lapangan hijau, aku juga ramah sehingga tidak heran aku memiliki banyak kenalan dikampus.

"bang...temanku ada yang kirim salam" kata mila ketika kami ketemu di rumah makan
"hahaaa...ada-ada aja mil,,emang siapa?"
"kenal nisa bang? anak baru diorganisasi abang, satu jurusan sama mila"
"oh..nisa, kenal.."

Nisa, anak baru yang memang baru aja gabung diorganisasi yang kuikuti.

perawakannya sedang, putih dan memang sedikit pendiam, sebenarnya jika mau jujur. dari awal aku memang suka memperhatikannya. ada rasa penasaran terhadapnya.

Dia sangat berbeda dibandingkan perempuan di organisasiku, dia kelihatan lebih fashionable dan senyumnya yang menarik membuatku memang kadang suka memperhatikannya.

"win..udah lahh, kau kan jomblo,, trus nisa juga jomblo kan dek..udah si nisa aja dekatin" gurauan salah seorang senior kami, saat anggota organisasi kumpul

"ahh...abang ini ntah apa-apa..ya kan nis..." itulah jawaban ku saatku sudah kehabisan kata.
Memang tidak jarang senior-senior kami menggoda kami berdua.

Tetapi aku tidak pernah mau jujur dengan perasaanku sendiri. Ketika aku tau nisa juga sebenarnya memiliki perasaan yang sama denganku,

ntah kenapa aku justru merasa angkuh, memang bukan hanya nisa saja yang menyukaiku. Tetapi ntah kenapa keangkuhanku semakin meningkat saat tahu gadis seperti nisa menyukaiku. Ia gadis yang sangat menarik

Aku dan keangkuhan dan kebodohanku menutupi semua rasa itu.

"bang gimananya bang..sama si nisa ajalah abang,.. cocok deh kalian bang" celoteh mila di suatu sore yang mendung
"ah...gak mil..dia uda kuanggap kayak adikku" ungkapku dengan bloon.

dan sampai kini aku sangat menyesali pernyataanku. keangkuhanku menutup hatiku untuk mengakuinya.

Beberapa minggu tlah berlalu,,aku merasa merindukan sosok nisa. dispanjang perjalanan ke kampus aku selalu mencari sosoknya.
bahkan aku setiap hari pergi ke perpustakaan hanya untuk berharap menemukan sosoknya disana.
Mengingat aku sering bertemu dengannya.

akupun memberanikan diri bertanya ke mila
"mill..temanmu si nisa kok gak kelihatan lagi?"
'ohhh..dia udah pindah ke kalimantan bang,,ciee..ciee kecariaan yahhh?" goda mila sambil tertawa
"ahh..ngakkk"
" kalau ngak ngapain nanya-nanya bang...hahhaaa"
akupun tidak berani lagi bertanya karena takut diledekin.

Bodohnya aku saat itu, ego ku menutupi semua perasaanku..
hingga lima tahun berlalu aku hanya berdoa suatu saat nanti aku bisa bertemu dengan nisa

sebenarnya tidak lama kemudian aku berhasil menemukannya di facebook, aku dan dia berteman di dunia maya
memang sesekali aku sering menanyakan dia. Tetapi sifatnya yang pendiam, sering membuat aku kehabisan kata untuk bercerita
dan egoku masih menutupi perasaanku.

Aku selalu berdoa jika suatu saat nanti aku bertemu dengannya, inginku bercerita tentang rasa yang kumiliki sewaktu dkampus dulu.

Tapi semua telah berlalu,dan aku juga tidak memiliki harapan lagi, dia akan menikah.


0 komentar:

Posting Komentar