Dua tahun yang lalu saya mendapat penempatan kerja di Toba Samosir(Tobasa), Tobasa adalah Salah satu Kabupaten di Provinsi Sumatera Utara. Jika dari Pematangsiantar kita akan menghabiskan waktu sekitar satu setengah jam menuju Tobasa. Balige adalah ibu kota Kabupaten Tobasa dan kita akan menghabiskan waktu sekitar dua setengah jam dari Pematangsiantar menuju Balige.
Parmaksian adalah satu dari enambelas kecamatan yang ada di kabupaten Tobasa. Dan saya mendapatkan wilayah tugas di Kecamatan ini.
Awalnya bagi saya tidak ada yang istimewa dari daerah ini.Kecamatan ini adalah kecamatan baru yang dibentuk tahun 2009.
Mayoritas Masyarakatnya berprofesi sebagai petani. Mungkin banyak masyarakat Sumatera utara bahkan ada beberapa masyarakat Tobasa yang belum mengenal nama Parmaksian,tapi akan "ngeh" setelah dikatakan tempatnya indorayon.
Sama seperti saya, saat mendapat penempatan di Parmaksian saya sama sekali buta tentang kecamatan ini, setelah tanya kesana kemari tentunya mbah google juga ikut menjadi sasaran tempat bertanya saya, barulah saya "ngeh" parmaksianadalah kecamatan tempat indorayon berdiri.
Sepintas tentang indorayon yang saat ini bernama PT.Toba Pulp Lestari, merupakan salah satu industri pengolahan terbesar di Toba samosir.
Dan yang menarik buat saya sendiri adalah dengan adanya industri ini tentu banyak juga masyarakat "pendatangnya", itu membuat saya berlega hati merasa akan memiliki teman seperjuangan sesama pendatang di daerah ini.
Dua tahun melalang buana di kecamatan ini, hal yang dapat saya katakan adalah jangan takut menginjakkan kaki disini karena penduduk disini tergolong orang baik dan ramah #menurut saya.
Seingat saya selama melakukan survei di tempat ini saya hanya baru dua kali mengalami penolakan dari penduduk. Selebihnya mereka memiliki tangan terbuka (#pada kesempatan lain saya akan bercerita mengenai pengalaman ketika ditolak).
Diantara sebelas desa di Kecamatan ini saya paling senang jika harus survei di Desa Lumban Huala, alasannya penduduk disana mayoritas sangat memiliki tangan terbuka terhadap orang baru.
Ada tiga desa yang menurut pengalaman saya kehidupan sosialnya mengarah ke perkotaan yaitu Pangombusan, Tangga Batu I, dan Lumban Sitorus. Hal ini dimungkinkan karena Jumlah penduduk pendatangnya lebih banyak dibandingkan desa lain, dan jaraknya yang lumayan dekat dengan lokasi industri. Dan saya tidak sesenang survei di dasa lain ketika di tiga desa ini.
Dari segi kuliner memang di daerah ini sangat minim tetapi paling tidak saya sendiri tidak merasa kerepotan ketika harus mencari tempat untuk sarapan atau makan siang.
Dan jika harus masak sendiri di kecamatan ini juga masih banyak warung kelontong yang menjual sayur-sayur dan bumbu-bumbu.
Setiap paginya kita juga tidak akan mengalami kesulitan mencari penjual ikan segar. Biasanya setiap hari akan ada tiga penjual ikan di Desa Pangombusan. Dua diantaranya menggunakan mobil pick up untuk berjualan.
Untuk sarapan saya biasanya membeli lontong atau nasi gurih di warung "mbak marni", dan untuk makan siang kita bisa memesan atau pergi ke kantin TPL. Atau jika ingin pilihan makanan khas Batak, kita bisa ke Desa Pangombusan dan Tangga Bati I, ada sekitar empat tempat makan Khas batak.
Untuk daerah wisata, di sini belum ada objek wisata yang dapat dinikmati.