Senin, 07 Oktober 2013

Wanita yang dipuji-puji



Hari sabtu tepatnya tanggal 28 September 2013, saya sedikit tertarik menyaksikan finalis miss world yang disiarkan di salah satu Tv swasta.

Mungkin masih melekat di ingatan kita betapa cantiknya wanita-wanita yang mengikuti ajang kecantikan bertaraf internasional tersebut.

Pastinya kita sebagai manusia memang sangat menyukai yang indah-indah. 

Gambaran wanita tinggi, dengan hidung yang bangir, kulit yang putih bersih, dan proporsi wajah yang simetris,serta proporsi tubuh yang pas pasti menjadi idaman para wanita.

Tidak heran banyak wanita yang habis-habisan untuk bisa tampil "cantik" secara fisik.

Saya sendiri pernah berada di titik tersebut, menganggap kecantikan adalah hal yang paling utama.
berusaha "habis-habisan" untuk bisa tampil cantik, bahkan beberapa jerawat sempat membuat saya frustasi dan tidak percaya diri.

Seorang teman saya pernah berkata Sebenarnya menjadi wanita cantik secara fisik memanglah penting tetapi bukan yang terpenting.

karena Amsal sendiri berkata "Kemolekan adalah bohong dan kecantikan adalah sia-sia, tetapi istri yang takut akan Tuhan dipuji-puji"

Jadi buat kita wanita yang merupakan calon istri ataupun sudah menjadi seorang istri takut akan Tuhan adalah yang paling penting.

Kita bisa membaca di Amsal 31:10-31 Bagaimana menjadi istri yang cakap

1 Isteri yang cakap  lebih berharga dari pada permata.

2 Hati suaminya percaya kepadanya, suaminya tidak akan kekurangan keuntungan.

3 Ia berbuat baik kepada suaminya dan tidak berbuat jahat sepanjang umurnya.

4 Ia senang bekerja dengan tangannya.

5 Ia serupa kapal-kapal saudagar, dari jauh ia mendatangkan makanannya.

6 Ia bangun kalau masih malam, lalu menyediakan makanan untuk seisi rumahnya, dan membagi-      bagikan tugas kepada pelayan-pelayannya perempuan.

7 Ia membeli sebuah ladang yang diingininya, dan dari hasil tangannya kebun anggur ditanaminya.

8 Ia mengikat pinggangnya dengan kekuatan, ia menguatkan lengannya.

9 Ia tahu bahwa pendapatannya menguntungkan, pada malam hari pelitanya tidak padam.

10 Tangannya ditaruhnya pada jentera, jari-jarinya memegang pemintal.

11 Ia memberikan tangannya kepada yang tertindas, mengulurkan tangannya kepada yang miskin.

12 Ia tidak takut kepada salju untuk seisi rumahnya, karena seluruh isi rumahnya berpakaian rangkap.

13 Ia membuat bagi dirinya permadani, lenan halus dan kain ungu pakaiannya.

14 Suaminya dikenal di pintu gerbang, kalau ia duduk bersama-sama para tua-tua negeri.

15 Ia membuat pakaian dari lenan, dan menjualnya, ia menyerahkan ikat pinggang kepada pedagang.

16 Pakaiannya adalah kekuatan dan kemuliaan, ia tertawa tentang hari depan.

17 Ia membuka mulutnya dengan hikmat, pengajaran yang lemah lembut ada di lidahnya.

18 Ia mengawasi segala perbuatan rumah tangganya, makanan kemalasan tidak dimakannya.

19 Anak-anaknya bangun, dan menyebutnya berbahagia, pula suaminya memuji dia:

20 Banyak wanita telah berbuat baik, tetapi ia melebihi mereka semua.

21 Kemolekan adalah bohong dan kecantikan adalah sia-sia, tetapi isteri yang takut akan TUHAN dipuji-puji.

22 biarlah perbuatannya memuji dia di pintu-pintu gerbang

Balige 7 Oktober 2013
23.50